Ajaran yoga adalah
anugerah yang laur biasa besarnya dari Rsi Patanjali kepada siapa saja yang
melaksanakan kehidupan kerohanian. Ajaran ini merupakan bantuan kepada mereka
yang ingin menginsyafi kenyataan adanya roh sebagai azas yang bebas, bebas dari
tubuh indriya dan pikiran yang terbatas.
Karya pertama dari ajaran ini ialah Yoga
Sutra tulisan Rsi Patanjali. Beliaulah pendiri sistim ajaran Yoga, walaupun
unsur-unsur ajarannya sudah ada sebelum karya tulisan ini. Kemudian menyusulah
buku-buku komentar atas ajaran beliau seperti byasa-bhasya tulisan Byasa, Nitti
tulisan Bhojaraja dan lain-lain.
Kata Yoga artinya ialah hubungan,
hubungan antara roh yang berpribadi dengan roh yang universal yang tidak
berpribadi. Tetapi Rsi Patanjali mengertikan Yoga sebagai cittavrtti nirodha
yaitu penghentian geraknya pikiran.
Seluruh kitab Yoga Sutra karya Rsi
Patanjali itu dibagi atas 4 bagian dengan 194 sutra. Bagian pertama disebut
samadhi pada. Isinya ialah tentang sifat, tujuan dan bentuk ajaran Yoga. Pun
pula menerangkan tentang perubahan-perubahan pikiran dan cara pelaksanaan
ajaran Yoga. Bagian kedua disebut sadhana pada. Isinya tentang pelaksanaan
ajaran Yoga seperti cara mencapai samadhi tentang kedukaan, tentang karma phala
dan sebagainya. Bagian ketiga disebut wibhuti pada. Mengajarkan tentang segi
batiniah ajaran Yoga dan juga tentang kekuatan gaib yang didapat karena
melaksanakan praktek Yoga. Bagian keempat disebut kaiwalya, melukiskan tentang
alam kelepasan dan kenyataan roh yang mengatasi alam duniawi.
Yang amat penting ialah pelaksanaan
ajaran Yoga sebagai jalan memperoleh vivekajnana yaitu pengetahuan untuk
membeda-bedakan antara yang salah dan yang benar sebagai kondisi kelepasan.
Hampir semua filsafat Hindu mengenal ajaran Yoga. Seperti sudah disebutkan di
depan, ajaran Yoga sudah tua umurnya. Hal ini ternyata bahwa ajaran Yoga sudah
ada dalam Upanisad, pun pula dalam ajaran Smrti dan Purana.
Untuk dapat mengerti dan menghayati
ajaran filsafat dan agama pikiran itu harus bersih dan tenang. Hanya pikiran
yang demikianlah dapat mewujudkan kebenaran ajaran agama. Pelaksanaan ajaran
Yoga adalah ajaran yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan itu.
Yoga mengajarkan bahwa kelepasan itu
dapat dicapai melalui pengetahuan langsung tentang perbedaan roh dengan dunia
jasmani ini termasuk badan, pikiran dan sifat aku.
Hal ini dapat diwujudkan melalui pengendalian fungsi badan, indriya, pikiran, rasa aku dan sebagainya. Dan menyadari adanya roh yang mengatasis egala. Roh yang demikian itulah Purusa namanya. Hal ini menyatakan bahwa roh itu kekal abadi, bebas dari penderitaan dan kematian.
Yoga menunjukan jalan yang praktis untuk mengalami kenyataan roh yang demikian. Jalan itu ialah dalam bentuk penyucian diri dan pemusatan pikiran, yag mengantar orang untuk dapat membedakan roh dan dunia jasmani, Purusa dan Prakrti.
Hal ini dapat diwujudkan melalui pengendalian fungsi badan, indriya, pikiran, rasa aku dan sebagainya. Dan menyadari adanya roh yang mengatasis egala. Roh yang demikian itulah Purusa namanya. Hal ini menyatakan bahwa roh itu kekal abadi, bebas dari penderitaan dan kematian.
Yoga menunjukan jalan yang praktis untuk mengalami kenyataan roh yang demikian. Jalan itu ialah dalam bentuk penyucian diri dan pemusatan pikiran, yag mengantar orang untuk dapat membedakan roh dan dunia jasmani, Purusa dan Prakrti.
Ruang Lingkup
Semua bentuk dan isi ajaran yoga itu,
bukanlah ajaran yang bersifat Teori bahasan namun ia mengandung nilai
konseptual (Teori dan Praktek). Bila ajaran tersebut hanya dibaca, dihapal atau
diingat saja, hal itu akan sia-sia. Faedahnya akan dapat dirasa sabar, rajin,
tekun ulet, dilaksanakan secara teratur dan terus menerus (Swami Siwananda).
Ajaran yoga yang terurai dalam kitab
Patanjali Yoga Sutra tergolong bentuk ajaran Raja Yoga. Ada lagi bentuk yoga
yang lain yang dipandang merupakan jalan utama (proses) untuk mencapai tujuan
hidup yang tertinggi yaitu kebebasan Atman (Roh), jiwa manusia untuk tidak
diikuti oleh aktivitas keduniawian dan untuk mencapai Sat, Cit dan Ananda
(kebenaran, kesadaran dan kebahagiaan) yang kekal abadi (lenggeng) sukha tanpa
wali dukha. Lazimnya disebut Moksha. Untuk mencapai tujuan tersebut, maupun
cara-cara yang ditempuh adalah melalui yoga. Bentuk-bentuk yoga ada beberapa
macam, yang dianggap paling penting adalah Karma Yoga, Bhakti Yoga, Raja Yoga,
Jnana Yoga dan Hatha Yoga. Sedangkan berbagai sistem dari yoga yang diajarkan,
disesuaikan selaras dengan berbagai sifat-sifat dan tabiat manusia. (Swara
Vivekananda) untuk mencapai kebenaran terakhir, jalannya boleh berbeda, tapi
tujuannya tetap satu (sama).
Lebih lanjut Yoga Sutra Patanjali
mengajarkan depalan tahapan di dalam mempelajari yoga yang sering disebut
dengan Astangga Yoga. Antara lain Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Prathyahara,
Dharana, Dhiana dan Samadhi.
Yoga Asanas
Banyak orang menghubungkan asana dengan
latihan-latihan olah raga senam atau teknik-teknik pembentukan tubuh. Ini
adalah suatu pengertian yang salah sama sekali, karena asanas khususnya tidak
dirancang untuk membuat seseorang ‘melempar tubuhnya kemana-mana’ atau untuk
memperkuat otot-otot yang besar dan otot yang tidak ada gunanya.
Yoga berarti pengalaman dari keutuhan atau kesatuan dengan keberadaan batin anda. Kesatuan ini muncul setelah menghancurkan dualitas pikiran dan masalah ke dalam kesadaran tertinggi. Asana berarti suatu keadaan tubuh dimana anda tetap mantap, tenang, santai, dan nyaman baik secara fisik maupun secara mental.
Yoga berarti pengalaman dari keutuhan atau kesatuan dengan keberadaan batin anda. Kesatuan ini muncul setelah menghancurkan dualitas pikiran dan masalah ke dalam kesadaran tertinggi. Asana berarti suatu keadaan tubuh dimana anda tetap mantap, tenang, santai, dan nyaman baik secara fisik maupun secara mental.
Dalam tulisan kuno mengenai yoga oleh
Patanjali yang disebut Yoga Sutra, ada defenisi singkat tentang yogasana :
Sthiram sukham asanam yang berarti ‘bahwa keadaan yang nyaman dan mantap’. Jadi
kita dapat melihat bahwa yogasana dalam hal ini dilaksanakan untuk memperkuat
kemampuan seseorang untuk duduk pada satu posisi tanpa kegelisahan untuk jangka
waktu yang lama, karena hal ini perlu selama meditasi.
Asana juga dapat dilakukan untuk
alasan-alasan penyembuhan atau kesehatan. Dengan merentangkan otot-otot yang
lembut, memijat organ-organ tubuh bagian dalam, dan menyelaraskan urat saraf
diseluruh tubuh, kesehatan dari orang yang melakukan asana dapat ditingkatkan,
dan banyak penyakit bahkan apa yang disebut dengan penyakit ‘yang tak dapat
disembuhkan’ dapat dilenyapkan atau dikurangi.
Bab
II Pembahasan
Yogasana Dan Sistem Kesehatan Lain
Yogasana memiliki arti yang lebih
bernilai dalam perkembangan fisik, mental, dan kepribadian spiritual, sedangkan
latihan-latihan yang murni hanya memiliki pengaruh fisik pada otot dan tulang.
Latihan-latihan fisik dilakukan dengan cepat dan banyak menggunakan pernafasan
yang berat. Latihan-latihan akrobat, senam dan sistem-sistem angkat berat cocok
untuk orang-orang sehat untuk menguatkan dan melenturkan otot-otot yang besar.
Khususnya otot-otot yang sangat besar memerlukan makanan dan persediaan darah
yang lebih banyak. Akibatnya, jantung dan sistem pernafasan harus bekerja lebih
keras lagi. Dengan cara ini pembuangan energi vital. Setelah melakukan semua
latihan ini seorang anak muda mungkin merasa sangat segar dan sehat. Tetapi
ketika ia semakin tua, fungsi-fungsi tubuh akan semakin menurun;
masalah-masalah kekakuan dan rematik mulai terjadi karena penggunaan tulang
rawan yang berlebihan dalam tulang sendi. Otot-otot yang terlalu kuat akan
menjadi kendor dan kehilangan kekuatannya; jaringan otot berubah menjadi lemak.
Bahkan orang mudapun jika latihan-latihan pembentukan tubuhnya dihentikan
selama satu bulan atau lebih akan menumpuk lemak dengan cepat sebagai pengganti
otot-ototnya yang menonjol.
Latihan-latihan senam, angkat berat dan
pembentukan tubuh lainnya tidak cocok bagi setiap orang. Orang yang sakit atau
lemah, anak-anak kecil atau orang tua pasti tidak dapat melakukan semua bentuk
latihan tersebut. Lebih jauh, semua bentuk latihan itu tidak memberikan
relaksasi dan peremajaan kembali yang diperlukan orang-orang.
Apakah asana berbeda? Ya, asana
sepenuhnya berbeda dan jauh lebih luas. Yogasana dilakukan secara pelan-pelan
dengan relaksasi dan konsentrasi. Dengan cara ini, baik sistem eksternal maupun
sistem internal akan terpengaruh sehingga susunan syaraf, kelenjar-kelenjar
endokrin, dan organ tubuh bagian dalam dan juga otot-otot didorong untuk
berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu asana memiliki pengaruh fisik
dan kejiwaan yang berguna dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Asana dapat
dilakukan baik oleh orang yang sehat maupun tidak sehat, muda dan tua. Asana
sangat bermanfaat untuk konsentrasi dan meditasi. Sistem pemeliharaan fisik
lain akan meningkatkan racun dalam tubuh, sedangkan asana mengurangi kadar
racun tersebut.
Manfaat-Manfaat Umum
Fisik : jaringan kelenjar endokrin yang
penting tersebut kendalikan dan diatur sehingga sejumlah hormon yang berbeda
dikeluarkan dari semua kelenjar dalam tubuh. Hal ini memiliki dampak tak
langsung pada kesehatan fisik dan juga pada sikap mental kita terhadap
kehidupan. Sekalipun satu kelenjar tidak berfungsi, kerugian yang nyata dalam
kesehatan kemungkinan akan dialami. Oleh karena itu, adalah sangat penting
bahwa jaringan ini dipelihara pada keadaan yang maksimum. Organ-organ tubuh
yang sakit dapat diperbaiki, diremajakan kembali dan didorong untuk melakukan
tugas normal mereka melalui latihan asana yang teratur.
Otot dan tulang, syaraf, kelenjar, jalan pernafasan, pembuangan dan sistem peredaran darah diserasikan sehingga semua sistem jaringan tersebut saling membantu. Asana membuat tubuh lentur dan mengatur dirinya dengan mudah untuk mengubah lingkungan. Fungsi-fungsi pencernaan dirangsang agar jumlah yang tepat dari getah-getah pencernaan (air liur, ensim dan lain-lain) mengalir. Sistem simpati dan para simpati dibawa kedalam keadaan yang seimbang agar organ-organ dalam yang mereka kendalikan tidak terlalu aktif maupun kurang aktif.
Untuk ringkasnya kita dapat simpulkan bahwa asana akan memelihara tubuh jasmani kita pada keadaan yang paling baik dan mendorong tubuh yang tidak sehat menjadi sehat.
Otot dan tulang, syaraf, kelenjar, jalan pernafasan, pembuangan dan sistem peredaran darah diserasikan sehingga semua sistem jaringan tersebut saling membantu. Asana membuat tubuh lentur dan mengatur dirinya dengan mudah untuk mengubah lingkungan. Fungsi-fungsi pencernaan dirangsang agar jumlah yang tepat dari getah-getah pencernaan (air liur, ensim dan lain-lain) mengalir. Sistem simpati dan para simpati dibawa kedalam keadaan yang seimbang agar organ-organ dalam yang mereka kendalikan tidak terlalu aktif maupun kurang aktif.
Untuk ringkasnya kita dapat simpulkan bahwa asana akan memelihara tubuh jasmani kita pada keadaan yang paling baik dan mendorong tubuh yang tidak sehat menjadi sehat.
Mental : asana membuat pikiran kuat dan
mampu menahan rasa sakit dan kemalangan. Daya penentu dan konsentrasi perlu
dikembangkan. Keseimbangan dan vitalitas menjadi keadaan pikiran normal setelah
melakukan latihan asana yang teratur. Anda akan mampu menghadapi penderitaan,
kegelisahan, dan masalah-masalah dunia dengan tenang tanpa terganggu.
Keseimbangan pikiran dikembangkan, hidup menjadi mudah, dan berbagai kesulitan
menjadi batu loncatan untuk menyempurnakan kesehatan mental. Latihan asana
melepaskan berbagai kemampuan terpendam sehingga seseorang mampu menyebarkan
kepercayaan dan membangkitkan orang lain dengan ucapan, tingkah laku dan
perbuatannya.
Spiritual : asana merupakan langkah
ketiga dalam delapan tahapan jalan Raja Yoga yang tujuannya adalah untuk
membuat tubuh kita mantap bagi teknik-teknik yang lebih tinggi dari Pratyahara
(penarikan indra-indra), Dharana (konsentrasi), Dhyana (meditasi), yang membawa
pada puncaknya, yaitu Samadhi (realisasi kosmis). Dalam Hatha Yoga, yang
diperhatikan lebih mendalam dengan menyiapkan tubuh pada teknik-teknik
spiritual yang lebih tinggi, terutama ditujukan untuk menyucikan tubuh melalui
asana. Semua teknik-teknik tersebut digambarkan secara rinci dalam naskah kuno
seperti Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Samhita. Meskipun asana sendiri tidak
dapat memberikan kesadaran spiritual tetapi asana merupakan tahapan pada jalan
spiritual. Banyak orang mempunyai pikiran yang keliru bahwa asana hanya
bersifat jasmaniah dan tidak mempunyai hubungan dengan atau kegunaan dalam
menempuh jalan spiritual. Ini adalah pengertian yang benar-benar keliru. Asana
hampir merupakan suatu kebutuhan bagi orang-orang yang tertarik pada spiritual
untuk membangkitkan segala kemampuan batiniah mereka.
Asana seharusnya dianggap sebagai
bentuk-bentuk meditasi dan penyucian batiniah. Yogasana seharusnya diajarkan
sepenuhnya dalam cara yang digambarkan dalam Tantra, dengan kesadaran dari
pusat-pusat yang sesuai yang disatukan kedalam latihan. Banyak buku mengenai
yoga dan banyak orang yang mengajarkan yoga tidak mengetahui tentang aspek dari
yogasana ini.
Yogasana Bagi Orang Modern
Yogasana Bagi Orang Modern
Orang modern mempunyai waktu luang
banyak yang tersedia baginya untuk memberikan kesenangan fisik dan kenikmatan
sensual. Ia bekerja dalam sebuah kantor, tidur diatas kasur busa yang empuk,
bepergian kemana-mana dengan mobil, datang kebioskop atau nightclub untuk
rekreasi. Ia menggunakan pil-pil tidur dan segala jenis obat untuk mendapatkan
ketenangan dan istirahat dan untuk meniadakan pengaruh negatif dari kehidupan
modern, tetapi sebagai pengganti dari ketenangan, istirahat, dan kebahagiaan ia
mendapatkan banyak ketegangan fisik, mental, dan emosi. Ia tidak dapat menemukan
cara untuk mencurahkan kekecewaannya dan berbagai kegelisahan masyarakat.
Adakah cara baginya untuk mendapatkan pertolongan? Ada, yaitu melalui yogasana
ia akan mampu membebaskan dirinya dari segala penyakit yang terkait dengan
kehidupan modern yang beradab, seperti sembelit, encok, kekakuan, kekecewaan,
dan ketegangan. Orang-orang yang melaksanakan asana akan memiliki kekuatan dan
tenaga lebih untuk menghadapi berbagai masalah dan segala tanggung jawab
kehidupan. Seluruh keluarga dan hubungan masyarakat dengan sendirinya akan
menjadi harmoni.
Pada masa penemuan ilmiah modern ini,
dimana ada banyak bantuan yang tak terhitung untuk menghibur diri dalam
kehidupan, hal itu kelihatannya sebagai suatu pertentangan, namun hal itu
benar, bahwa sangat sedikit sekali orang yang mampu menikmati berbagai
kemewahan. Begitu banyak orang yang memiliki kekayaan tetapi mereka benar-benar
hidup dalam kemiskinan. Lebih jauh mereka tidak lagi memiliki kekuatan atau
minat untuk menikmati hidup dan hanya mengingat kebahagian di masa anak-anak
mereka. Asana akan memperbaiki jalan hidup “hidup yang mati” ini. Anda dapat
memulai kehidupan yang baru dengan lebih bersemangat dari yang anda rasakan
selama bertahun-tahun. Anda akan mengembangkan pandangan yang lebih luas
mengenai kehidupan, dan mampu memahami berbagai masalah orang lain dengan lebih
mudah. Sebagai hasil dari berbagai pengalaman anda, secara perlahan anda akan
mulai merasakan bagian dari persaudara seluruh umat manusia yang universal ini.
Orang-orang yang banyak melakukan
tugas-tugas kerohanian akan mampu meningkatkan kekuatan berpikir mereka, akan
memiliki pikiran yang lebih bersih dan lebih mampu mengembangkan wawasanya yang
dalam. Orang-orang yang melakukan pekerjaan kasar mampu menjaga diri mereka
sendiri dalam keadaan baik dan menghilangkan ketegangan-ketegangan dan tekanan
hati mereka setelah seharian bekerja keras.
Sebagian besar orang pada tahun-tahun
belakangan ini, terutama anak-anak muda telah berpaling pada penggunaan
obat-obatan, LSD, ganja dan lain-lain untuk mencari perhatian dan makna dalam
kehidupan mereka. Yoga pada umumnya, termasuk asana, merupakan cara yang
sempurna bagi orang-orang ini untuk menemukan makna baru dalam hidup.
Obat-obatan terbatas dalam jangkauan mereka, sedangkan latihan yoga secara teratur
akan membawa mereka pada tujuan akhir, tidak ada yang lainnya.
Sejarah Dan Mitologi
Sejarah yogasana sebagai pembangunan
fisik, mental dan spiritual berasal dari batas waktu. Sebutanya ditemukan dalam
kesusastraan umat manusia terkenal yang paling tua yaitu Weda yang penuh dengan
kebijaksanaan spiritual, yang disusun oleh para Rsi dan guru terkenal di masa
itu. Dipercaya oleh beberapa orang bahwa pengetahuan yoga bahkan jauh lebih tua
dari pada Weda tersebut.
Dalam penggalian kepurbakalaan yang
dilakukan di Harappa dan Mohanjodaro yang sekarang disebut Pakistan, banyak
patung telah ditemukan yang melukiskan Dewa Siwa dan Parwati (Permaisurinya)
sedang melakukan yogasana yang berbeda. Puing-puing ini pernah menjadi tempat
kediaman bagi orang-orang yang hidup pada masa pra-Weda, bahkan sebelum
peradaban bangsa Arya yang berkembang dengan baik pada bagian Benua Indus.
Menurut adat istiadat dan berbagai kitab
suci, dewa Siwa adalah pendiri dari yoga, termasuk asana. Beliau menciptakan
semua asana dan mengajarkanya pada muridnya yang pertama, yaitu Parwati.
Dikatakan bahwa semula ada 8.400.000 asana yang menunjukan 8.400.000 inkarnasi
dimana setiap orang harus melewatinya sebelum mencapai pembebasan dari siklus
kelahiran dan kematian. Asana-asana ini menggambarkan perubahan yang progresif
dari bentuk kehidupan yang paling sederhana menjadi manusia yang benar-benar
sadar. Dipercaya bahwa dengan melakukan semua itu seseorang dapat melintasi
semua kehidupan ini dalam satu kehidupan dan menyongong kemajuan yang menentukan
dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.
Sepanjang abad asana ini telah diubah dan dikurangi jumlahnya oleh para rsi yang terkenal dan para Yogi sehingga sekarang tidak lebih dari beberapa ratus yang diketahui. Dari jumlah ini hanya 84 yang dibicarakan secara terperinci, dan hanya 30 atau lebih yang biasa diingat karena berguna bagi orang modern.
Sepanjang abad asana ini telah diubah dan dikurangi jumlahnya oleh para rsi yang terkenal dan para Yogi sehingga sekarang tidak lebih dari beberapa ratus yang diketahui. Dari jumlah ini hanya 84 yang dibicarakan secara terperinci, dan hanya 30 atau lebih yang biasa diingat karena berguna bagi orang modern.
Tahapan-Tahapan Asanas
I.Konsentrasi
Sebelum lebih lanjut melakukan Yogasana kita duduk dengan rileks dengan mengambil sikap yang enak yang sesuai dengan kesenangan kita sendiri dengan meluruskan tiga hal yang prinsip didalam tubuh, tulang punggung, leher dan kepala tegak lurus, setelah itu dilanjutkan dengan menutup mata dan pusatkan pikiran pada suatu hal dengan menyampingkan segala hal lain (konsentrasi), dengan tetap dalam kondisi menyadari diri (kontemplasi), akhirnya masuk dalam kesadaran secara lengkap sehingga hilanglah segenap aktivitas mental keluar dalam kesatuan yang tiada taranya.
Sebelum lebih lanjut melakukan Yogasana kita duduk dengan rileks dengan mengambil sikap yang enak yang sesuai dengan kesenangan kita sendiri dengan meluruskan tiga hal yang prinsip didalam tubuh, tulang punggung, leher dan kepala tegak lurus, setelah itu dilanjutkan dengan menutup mata dan pusatkan pikiran pada suatu hal dengan menyampingkan segala hal lain (konsentrasi), dengan tetap dalam kondisi menyadari diri (kontemplasi), akhirnya masuk dalam kesadaran secara lengkap sehingga hilanglah segenap aktivitas mental keluar dalam kesatuan yang tiada taranya.
II. Japa
Setelah kita melakukan Dhyana untuk
melanjutkan latihan kita awali dengan pengucapan beberapa doa sebagai pengantar
kita kehadapan Hyang Maha Kuasa (Tuhan Yang Maha Agung), agar saat kita
melakukan latihan dapat terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif dan tetap
mendapatkan bimbingan-Nya dengan melakukan beberapa Japa diantaranya :
a.
Gayatri Mantram
Om bhur bvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat
Artinya :
Om adalah bhur bvah svah, kita
memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sanghyang Widhi, semoga Ia
berikan semangat pikiran kita.
b.
Mrtyum Jaya Mantra
Om Asato ma sadgamaya
tamaso ma jyotir gamaya
mrtyor ma amrtam gamaya
Artinya :
‘Ya, Tuhan! Bimbinglah kami dari yang
tidak benar, menuju yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan (pikiran) menuju
cahaya (pengetahuan) yang terang. Bimbing kami dari kematian menuju kehidupan
yang abadi’.
c.
Maha Mrtyum Jaya Mantra
Om Trayambhakam yajamahe
sugandhim pusti varadhanam
urvarukam iva bandhanat
mrtyor muksya mamratat
artinya :
‘Kami menuju Hyang Rudra (Trayambhaka)
yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak makanan. Semoga ia melepaskan kami,
seperti buah mentimun dari batangnya, dari kematian dan bukan dari kekekalan’.
III. Pavanamuktasana / Latihan
Peregangan
Pavana berarti ‘angin’; mukta berarti
‘membebaskan’; dan asana berarti ‘sikap badan’. Oleh karena itu Pavanamuktasana
adalah sekelompok latihan yang membebaskan angin dan gas dari tubuh. Rangkaian
Pavanamuktasana sangat sederhana, namun rangkaian tersebut paling efektif dalam
mengatur apa yang di India dikaitkan sebagai watak : lendir (kapha), angin
(vata), dan asam atau empedu (pitta).
Menurut ilmu pengobatan kuno yang
dikenal dengan Ayurveda, tiga kecenderungan ini mengatur semua fungsi tubuh.
Jika suatu ketidakberesan muncup pada fungsi tubuh mereka, maka reaksi negatif
terjadi pada metabolisme tubuh dan mengakibatkan penyakit.
Angin (vata) tidak hanya menyangkut
lambung perut dan gas-gas usus tetapi juga terhadap angin yang dibentuk pada
setiap persendian pada tubuh, karena selama-reaksi kimiawi tidak tepat, sakit
rematik dan kekakuan akan terjadi. Asam dan air empedu (pitta) mengacu pada
getah-getah yang penting untuk pencernaan dalam zat seperti asam uric yang
harus dikeluarkan dari tubuh secara teratur. Jika ada asam yang berlebihan
dalam jaringan tersebut, maka kegagalan fungsi pada organ-organ tertentu akan
terjadi.
Latihan Pavanamuktasanaakan membantu
mengeluarkan angin dan asam yang berlebihan dari tubuh, terutama dari
persendian. Latihan-latihan tersebut berguna bagi orang-orang yang sedang dalam
masa penyembuhan, orang-orang cacat, dan orang-orang yang mempunyai kesulitan
menggerakan anggota badan mereka. Setelah berbaring lama di tempat tidur
seseorang dapat melatih kembali otot-ototnya dengan lembut lewat
latihan-latihan ini. Latihan-latihan ini juga efektif dalam menghilangkan
penyakit-penyakit otot.
Rangkaian latihan Pavanamuktasana dibagi
menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu : kelompok anti rematik dan kelompok
anti lambung. Dua kelompok ini hendanya dilakukan dalam urutan yang diberikan
pada naskah.
Latihan-Latihan Anti Rematik
Latihan-latihan akan sangat mempengaruhi
persendian dan organ-organ tubuh yang berbeda. Meskipun latihan-latihan ini
kelihatan sangat sederhana tapi latihan-latihan tersebut memiliki pengaruh yang
lembut pada pelakunya. Oleh karena itu kelompok latihan ini dalam bahasa
Sanskerta disebut Suksma Uyayama, yang berarti ‘latihan yang lembut’.
Rangkaian latihan ini hendaknya
dilakukan pada permulaan pelaksanaan asana sehari-hari untuk mengendorkan
persendian dan membuat otot-otot menjadi lemas. Latihan-latihan ini juga
diperuntukan bagi para pemula dan untuk orang-orang yang lemah atau sakit, dan
juga untuk orang-orang dengan masalah-masalah jantung atau tekanan darah tinggi
atau ketegangan pada tubuh.
Sebelum memulai Pravanamuktasana
lakukakan Savasana untuk mengendorkan secara fisik dan mental. Baringkanlah
punggung anda, kaki-kaki terpisah dengan tangan di samping anda, telapak tangan
menghadap ke atas. Cobalah untuk mengendorkan semua otot dan persendian anda.
Bebaskanlaah segala jenis ketegangan. Rasakanlah tubuh anda; sadar akan nafas
anda. Anda sedang santai. Amatilah nafas anda; perhatikan bahwa nafas anda
wajar dan spontan, atau tidak dibuat-buat. Hitunglah nafas anda. Selama latihan
menghitung nafas tersebut jangan menyembunyikan berbagai pikiran. Jagalah
pikiran tersebut seperti seorang saksi, tanpa terlibat dengan pikiran itu
secara emosional. Perhatian anda yang utama adalah mengendorkan seluruh pikiran
dan tubuh. Untuk sesaat lupakanlah segala kekhawatiran, kegelisahan dan
masalah-masalah duniawi anda. Setelah beberapa menit gerakanlah tangan dan kaki
anda secara perlahan lalu duduklah. Sekarang secara mental dan fisik anda siap
memulai Pavanamuktasana.
Latihan-Latihan Anti Lambung
Latihan-latihan ini sangat berguna dalam
menghilangkan angin dan gas dari lambung atau usus. Orang-orang yang menderita
sembelit dan tidak sanggup mencerna akan merasakan latihan-latihan ini sebagai
obat mujarab. Bagian kedua dari Pavanamuktasana ini juga merupakan bantuan yang
besar dalam mempersiapkan tubuh untuk asana lebih sulit yang diberikan dalam
buku ini, dan digunakan sebagai terapi rehabilitas bagi orang-orang dengan
segala jenis penyakit otot syaraf, tulang patah, dan sebagainya.
Sebelum memulai latihan-latihan ini,
tubuh dan pikiran harus tenang dan santai. Jalan terbaik untuk mencapai keadaan
ini adalah melakukan Savasana seperti yang digambarkan pada awal anti-rematik
dari rangkaian Pavanamuktasana.
IV. Pemanasan / Surya Namaskara
Surya Namaskara adalah sebuah rangkaian dari
12 sikap tubuh dalam Yoga. Surya Namaskara juga berarti pemujaan kepada Dewa
Matahari sebagai pemberi kekuatan tunggal bagi kehidupan yang ada di alam Jagat
Raya ini. Asana dengan membungkuk dan kebelakang bergantian, melenturkan dan
meregangkan tulang belakang dan anggota badan pada rentang maksimumnya.
Rangkaian gerakan ini memberikan regangan mendalam pada seluruh tubuh, berlatih
Surya Namaskara secara teratur merupakan salah satu metode yang paling cepat
untuk mendapatkan tubuh yang lentur. Disamping itu melakukan kegiatan Yoga
merupakan pencegah stress dan terbukti menjadi dasar dari suatu terapi yang
sangat ampuh bagi penyakit fisik maupun mental. Surya Namaskara merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari pendekatan Yoga dan mudah dapat diterapkan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Latihan Surya Namaskara apabila dilakukan
tersendiri hanya membutuhkan waktu kira-kira selama 5-15 menit latihan untuk
mendapatkan hasil yang sangat cepat dan bermanfaat. Oleh karena itu sangat
cocok bagi orang-orang yang aktif seperti para pengusaha yang sibuk, karyawan,
ibu rumah tangga yg mengelola keluarga, siswa yang akan menghadapi ujian atau
bagi para ilmuwan yang kebanyakan menghabiskan waktunya untuk berpikir. Apabila
dirangkaikan dengan latihan Asanas Surya Namaskara berfungsi untuk sebagai
latihan untuk pemanasan sebelum memasuki gerakan-gerakan atau berbagai pose di
dalam Asanas yang dapat melancarkan peredaran darah. Adapun gerakan-gerakan
Surya Namaskara adalah sebagai berikut :
V. Asana
Langkah-Langkah Latihan Asana.
Asanas ini banyak macamnya sesuai dengan
banyaknya jenis mahluk di dunia ini. Oleh F.H Siwa telah diciptakan 84 lakh
(8.400.000) macam tapi kita tidak mesti melatih semua macam asanas. Yang
penting bukan banyak macamnya yang dilatih melainkan kemantapan melaksanakan
latihan dengan teratur dan tetap, latihan yang mendorong tetap dan tidak tetap
adalah kurang berpaedah dari 84 lakh. Ada 84 macam yang berpaedah lebih besar
dan dari 84 ada 32 macam yang paling berguna. Hanya mereka yang sengaja membuat
dirinya untuk menjadi yogi besar perlu banyak melatih macam asanas.
Bagi yang tidak banyak waktu cukup
melatih Tri Murthi Asanas yang dianggap sari-sarinya asanas yaitu :
1. Sirsasana
2. Paschimotanasana
3. Sarvangasana
Disamping itu orang tidak mesti melatih
asanas ini, tapi hendaknya disesuaikan dengan rezam tubuh masing-masing
misalnya seseorang yang menderita penyakit asma tidak boleh melatih
Sarwamasana. Selain kelompok Tri Murthi Asana ada lagi kelompok lain yaitu :
1. Brahmasana, terdiri dari :
- Gomukasana
- Hamsasana
2. Rudrasana, terdiri dari :
- Mayurasana
- Sidhasana
3. Siwasana, terdiri dari
Paschimotanasana.
Adapun asana-asana lain antara lain :
VI. Rileksasi
Yoga mengajarkan seni rileksasi disebut
dengan Savasana, ini dapat dilakukan kapan saja saat Asana lainnya tidak dapat
dilakukan misalnya pada waktu sakit, haid, dan kehamilan. Dalam sikap Savasana
tubuh sama sekali tidak boleh bergerak dan diisi kembali dengan energi Prana.
Saat melakukan Savasana hendaknya kita berada dalam keseimbangan yang mendalam,
tubuh dan pikiran mendapatkan ketenangan dan menyenangkan. Untuk mendapatkan
keuntungan dari melakukan Savasana ini hendaknya dilakukan setelah melakukan
latihan Asanas.
VII. Konsentrasi
Sebelum kita menutup latihan kita
kembali melakukan konsentrasi sesuai dengan penjelasan bagian pertama.
VIII. Penutup
Segala rangkaian dari latihan kita
mengucapkan puja Paramasanthi sebagai rasa syukur kita kehadapan Hyang Maha
Kuasa karena saat kita melakukan latihan dapat terhindar dari segala rintangan
serta mendapatkan kedamaian, damai di hati, damai di dunia dan damai selalu.
“OM, SANTHIH, SANTHIH, SANTHIH, OM”
“OM, SANTHIH, SANTHIH, SANTHIH, OM”
Bab
III Penutup
Kesimpulan
Yoga tidak hanya dikenal sebagai solusi kesehatan fisik,
tetapi juga dikenal sangat efektif dalam melatih mental dan kemampuan berpikir.
Sebagaimana disampaikan oleh peneliti di UCLA yang menggunakan high-resolution
magnetic resonance imaging (MRI) untuk men-scan jaringan otak praktisi
Yoga, didapatkan bukti ilmiah akan keefektifan yoga dalam meningkatkan daya
ingat, kontrol emosi dan segala hal yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Sebagaimana disampaikan dalam jurnal NeuroImage yang dapat dikunjungi
secara online sebagaimana tertuang dalam link referensi dalam artikel ini
dilaporkan bahwa beberapa area otak pada praktisi meditasi lebih besar dari
pada orang yang tidak melakukan meditasi. Volume hippocampus dan area dalam orbito-frontal
cortex, thalamus dan inferior temporal gyrus mengalami pembesaran
yang cukup signifikan dimana semua area ini dikenal sebagai area saraf
pengendali emosi. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa meditasi dapat
mengurangi stres dan meningkatkan imunitas tubuh.
Semua
bentuk dan isi ajaran yoga itu, bukanlah ajaran yang bersifat Teori bahasan
namun ia mengandung nilai konseptual (Teori dan Praktek). Bila ajaran tersebut
hanya dibaca, dihapal atau diingat saja, hal itu akan sia-sia. Faedahnya akan
dapat dirasa sabar, rajin, tekun ulet, dilaksanakan secara teratur dan terus
menerus (Swami Siwananda).
Referensi
Bhasma B.A., I.B. Putu dan Drs. I Nengah Sudharma, 1993, Modul, Materi Pokok Yoga,
Bhasma B.A., I.B. Putu dan Drs. I Nengah Sudharma, 1993, Modul, Materi Pokok Yoga,
Dirjen Bimas Hindu dan Buddha dan
Universitas Terbuka.
Georg Feuerstein, PH.D., Fireword by Ken
Wilber, 2002, The Yoga Tradition, Motilal Banarsidass Publishers Private Limited,
Delhi.
Kamajaya, Gede Dr., 2000, Yoga
Kundalini, Paramita, Surabaya.
Polak, Maijor, tt, Patanjali Raja-Yoga,
PHDP Bagian PP.
Rameshwar Dass Gupta, 1997, Yog For
Daily Practice, South Extension, Part One, New Delhi.
Satyananda Sarasvati, Svami, 2002, Asanas,
Pranayama, Mudra dan Bandha, Paramita, Surabaya.
Sivananda, Svami, 1970, Yoga Asanas, P.T
Mandira, Semarang.
Sura, I Gede, 1991, Samkhya Yoga, Sari
Sri Sedana, Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar