1.1
Pengertian
Yoga
Ajaran
yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali.beliau mengartika Yoga sebagai
cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran. Yoga merupakan ajaran yang
sangat popular dikalangan umat Hindu. Yoga berasal dari Bahasa Sansekerta dan
berakar kata yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu
(Atman) dengan roh universal (paramatman). Yoga adalah salah satu jalan
keselamatan dalam Hinduisme, yaitu cra mencapai Moksa atau kelepasan.
Orang
yang melakukan tapa yoga disebut Yogi, Yogin bagi praktisi pria dan yogini bagi
praktisi wanita.
Sastra
hindu yang memuat ajaran yoga adalah Bhagavadgita. Klasifikasi ajaran yoga
tertuang dalam Bhagavadgita, diantaranya adalah Karma Yoga, Jnana Yoga, Bhakti
Yoga, Dan Raja Yoga.
1.2
Sejarah
Yoga
umat
Yoga sesungguhnya sudah ada sebelum 3000 tahun SM, jauh sebelum hindu lahir di
India (1500 SM). Meski tidak ada fakta yang utuh untuk bisa menjadi semacam
penjelasan sejarah, diperkirakan yoga berawal sejak mulianya peradaban manusia
di daratan asia selatan (sekitar India, Napel, Pakistan, dan diperkirakan sudah
ada sejak 7000 tahun yang lalu). Yoga pada masa itu pada hakekatnya merupakan
bagian dari produk budaya masyarakat disana (menurut mitis yoga prtama kali
dicetuskan oleh yigi Siva dari Himalaya).
Melalui
peninggalan arkeologis diketahui bahwa bukti yoga sudah ada seiring adanya
civilisasi yang cukup maju dari suku bangsa Dravida disekitar lembah sungai
Indus, yaitu melalui sisa-sisa peninggalan di kota Harappa dan kota
1
Mahenjodaro dimana diketemukan juga artefak
dan patung- patung yogi yang sedang melakukan fase-fase yoga.
Lalu sekitar 1500-1000SM datanglah apresiasi
dari suku arya yang datang dari barat laut India, membawa budaya Indi-Eropa dan
menbdesak masyarakat pribumi kedaerah tandus di ujung selatan. Meski terjadi
agresi, fungsi cultural diantara keduanya pun tidak dapat dihindari kemudian
melahirkan budaya baru yaitu Hinduism.
Dalam
periode Veda kemudian ada reg Veda, Sama Veda, Jayu Veda, dan Atharva Veda yang
kesemuanya dihimpun menjadi Ayurveda yang mempunyai arti pengetahuan tentang
hidup (seni pengobatan). Pada saat ini hanya kaum yang terpelajar atau kaum
Brahmin yang dapat membaca dan menulis untuk dapat mengajarkan kebajikan.
Pada
tahun 600 SM, sudah banyak aliran filsafat disana dan yang terkenal sampai
sekarang diantaranya Gautama (budha) dan Vadhamana (jain). Sekitar tahun
200-100 SM seorang yogi Patanjali sebagai pencetus yoga generasi kedua.
Jadi
pada awalnya yoga merupan sebagian dari produk budaya masyarakat india dan yoga
bukanlah suatu agama atau sekta, melaikan suatu system atau alat untuk
mengembangkan diri.
Penyebaran
yoga dari India ke Indonesia disebarkan oleh Maha Rsi Agastya dari Kasi,
Benares India. Seterusnya sejarah perkembangan ajaran yoga tidak bisa
dipisahkan dengan sejarah kerajaan-kerajaan diindonesia seperti : Kerajaan
kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Sriwijaya, dan
Kerajaan Mataram.
2
1.3
jenis-jenis
yoga
Secara garis besar ada
4 jenis yoga yaitu:
- Karma Yoga
Karma yoga adalah
satu macam yoga dalam agama hindu.
Filsafat dan penjelasan mengenai Yoga ini diuraikan pada bab ketiga dalam kitab
Bhagavadgita, yaitu bab Karma Yoga. Bab tersebut terdiri dari 43 sloka, berisi
Kotbah krisna kepada Arjuna yang menguraikan filsafat hindu mengenai karma
(perbuata,: kewajiban) dan phala (hasil buah).
- Bhakti Yoga
Bhakti Yoga adalah
istilah dalam agama hindu yang merujuk praktik pemujaan dengan tulus ikhlas
kepada Tuhan. Bhakti yoga diterangkan dalam bab ke dua belas dalam kitab
Bhagavadgita.
- Jnana Yoga
Jnana Yoga adalah salah
satu macam yoga dalam ajaran Agama Hinndu. Dalam Bahasa Sansekerta Jnana
berarti pengetahuan. Filsafat Jnana Yoga ini dijelaskan pada bab keempat dalam
kitab Bhagavadgita, yaitu bab Jnana Yoga.
- Raja Yoga
Raja Yoga adalah yoga
yang dilakukan dengan cara mempraktekkan secara langsung tata cara pengendalian
pikiran dan kesadaran indra-indra manusia. Raja yoga memuat tentang disiplin
fisik dan pikiran, hasil dari semua itu disebut pencerahan.
3
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bhagavadgita
Dalam kitab Bhagavadgita disebutkan
beberapa pengertian tentang Bhagawadgita, yaitu:
1) Bhagavadgita
adalah sebagai pancamo Veda yang bersifat suplemen, penggunaan istilah Upanisad
pada beberapa bab didalam Bhagavadgita menunjukkan bahwa Bhagavadgita adalah
sebuah upanisad dan sering disebut dengan nama ”Gitopanisa” juga dianggap
sebagai inti sari dari semua sastra dan upanisad itu sendiri adalah veda yang
tergolong sruti.
2) Bhagavadgita
adalah ajaran mistik. Ilmu mistik dalam agam hindu dikenal dengan Raja Yoga, bertujuan
untuk menguak tabir rahasia ketuhanan sehingga dengan demikian mudahlah bagi
umatnya melaksanakan jalan lintas itu menuju kekekalan Brahman atau Nirvana
Brahman atau Moksa.
3) Bhagavadgita
adalah kitab Yoga karena semua bab disebut ajaran Yoga. Yoga adalah satu sistim
dan satu metode menghubungkan diri atau bersembah pada Tuhan agar mendapatkan
rahmat dari pada-Nya.
4) Bhagavadgita adalah kitab tatwa Darsana yang
membahas konsepsi filsafat samkya dan Yoga, dan karena itu cara pandangan
penyajian materialnya mendekati system filsafat samkya dan Yoga.
4
2.2
Aspek-Aspek Yoga dalam Bhagavadgita
Setiap system pemikiran filosofi
india member kita jalan praktis dalam mencapai tujuan tertinggi. Bhagavadgita
bukan hanya member kita metavisika(brahma vidya), tetapi juga disiplin (Yoga
sastra). Yoga berarti mengikat daya-daya psikis seseorang, menyeimbangkan dan
mempertingginya. Dengan mengikatkan bersama-sama dan menmanfaatkannya, dengan
mengkonsetrasikan secara intrensif energy-energi pribadi kita memaksa jalur ego
sempit menuju pribadi transcendental. Arjuna memiliki delapan belas bab yang
masing-masing dibahas secara khusus , yaitu sebagai berikut :
Bab I
Arjuna Wisada Yoga
Bab I dalam Bhagavadgita .
memulai pandangan ajaran bersandar pada dialektika teori komplik mengenai
hakekat yang dialami oleh manusia. Arjuna Wisada Yoga atau ajaran keragu-raguan
dalam diri Arjuna, setelah ia menyaksikan saudar, guru, sahabat yang siap untuk
bertemput dikurukshetra. Ia menyadari dampak peperangan yang akan terjadi, dan
dianggap bertentangan dengan ajaran Dharma.
Pertentangan ajaran Dharma yang
terjadi dalam diri Arjuna, antara lain adalah (1) Ajaran ahimsa,(2) larangan
membunuh guru sebagai dosa besar. (3) Ajaran vairagya, yaitu sebagai system
pencapaian tujuan moksa. (4) Timbulnya kemerosotan moral dan musnahnya tradisi
leluhur, sebagai ekses terjadinya peperangan. (5) Kekacauan dalm system
vanasrama-dharma termasuk persepsi timbulnya kekacauan dalam jatidharma dan
dharma.
Seperti disebitkan dalam
Bhagavadgita (1.33)
Yesam arthe kankstam no rajyam
bhogah sukhani ca,
Tai me vastitha yuddhe pranams
tyaktva dhanani ca,
Artinya :
Untuk siapa kita perebutkan kerajaan,
kebahagiaan dan kesenangan yang mereka
pertahankan, berada di sini siap untuk perang dengan mengorbankan jiwa
dan harta benda mereka.
5
Semua analisis pikiran Arjuna yang dilihan secara empiris
pada hakekatnya banyak terjadi pertentangan didalam penerapan ajaran moral
agama sehingga bila tujuan hidup agama itu harus dinetralisir, apapun dalihnya
peperangan itu bertentangan dengan agama.
Bab
II Samkya Yoga
Krisna yang
menanggapipandangan dan perasaan yang alami oleh Arjuna . sebagai berikut :
Konflik yang terjadi setiap diri manusia pada hakekatnya
bersumber pada beberapa sebab , yaitu :
1.
Sifat lemah yang ada pada diri manusia
yang mudah menyerah pada keadaan. Sifat lemah ini disebut anarya.
2.
Kebodohan atau avidya pada hakekatnya
menimbulkan kesalah pengertian tentang ajaran serta pengertian.
Disebutkan dalam Bhagavadgita (II.37)
Hat ova prapsyasi svargam jitva va bhoksyase mahim
Tasmad uttista kaunteya yuddhaya krta-niscayahdunia.
Artinya:
Dengan kematian itu engkau
memperoleh surge atau kalau mengang engkau akan menikmati kebahagiaan. Oleh
karena itu bangkitlah, wahai Arjuna, bulatkan tekad untuk berperang.
Pada haketkatnya Samkya Yoga adalah ajaran kefilsafatan
(tattva darsana). Bab ini berisi percakapan antara Arjuna dan Krisna mengenai
kematian dan kehidupan. Krisna menjelaskan tentang sifat-sifat roh menurut
filsafat samkya kepada Arjuna. Bab ini juga menjelaskan fenomena perjalan
setelah mati dan kesedihan yang tak perlu karena karena kematian kerabat.
6
Dalam kitab Mahabharata yang keenam (Bhismaparva)
diceritakan bahwa ketika Arjuna melihat suasana medan perang di kurukshetra, ia
dilanda ketakutan kehilangan sanak keluarga yang dicintainya. Ia mengangggap
membunuh keluarga sendiri demi mendapat kepuasan duniawi merupakan perbuatan
yang termasuk dosa. Ia juga enggan berperang dengan kakeknya demi memperebutkan
sebuah kerajaan.
Bab
III Kama Yoga
Pada bab ini membahas tentang dasar-dasar pengertian
Karma Yoga yang dibedakan dari ajaran Samkya Yoga. Kedua ajaran ini dibahas
dari aspek ajaran Yopga dan Samkya. Dengan memahami kesalah pengertian karma
yoga sebagai satu system yang dianggap bertentangan dengan system samnyasa.
Jnana dengan jnana yoga merupakan inti ajaran samkya,
sebaliknya samkya atau tindakan tidak harus berarti sama dengan jnana. Tentang
karma ini debedakan dalam Bhagavadgita kedalam dua bentuk, yaitu: (1) Subha
karma (perbuatan baik). (2) Asubha karma (perbuatan yang tidak baik).
Adapun perbuatan yang tidak baik dibedakan pula antara
dua macam, yaitu: Akarma dan Vikarma.
Dengan demikian ada tiga macam bentuk tindak perbuatan,
yaitu: Karma (perbuatan baik), Akarma (tidak berbuat), dan Aikarma (perbuatan
yang keliru).
Yang diharapkan dari ajaran Karma Yoga ini adalah
tercapainya tujuan yang merupakan kebebasan,yaitu: moksa atau siddhi
(kesempurnaan). Di dalam Bhagavadgita ada dua macam pengertian kata karma,
yaitu: karma dalam arti ritual, dan karma dalam arti perbuatan atau tingkah
laku.
Disebutkan dalam Bhagavadgita (III.43)
Enam buddheh param buddhva samstabhya tmanam atmana,
Jahi satrum mana-baho karma-rupamdurasadam.
7
Artinya:
Jadi dengan mengetahui dia menjadi
lebih agung dari kecerdasan, dengan mengendalikan sang diri dengan sang diri,
basmilah musuhmu dalam wujud hawa nafsu yang sulit ditundukkan, wahai Mahabahu.
Bab
IV Jnana Yoga
Jnana yoga yang sudah berkali-kali dijelaskan oleh Sri
Krisna kepada umat manusia untuk menjadikannya manusia-manusia bijak dalam
tujuan pengembaraan kehidupannya. Jnana yoga juga sebagai satu-satunay cara
mencapai kelepasan(moksa), sebagai tema utama dalam sebagian besar kitab
Upanisad, disamping kegiatan kerja tanpa pamrih yang tidak membelenggu,
demikian juga kurban kebijaksanaan sebagai kurban tertinggi, karena
kebijaksanaan itu sendiri akan membakar habis segala dosa dan akibat dari
perbuatan.
Disebutkan dalam Bhagavadgita(IV.23)
Gata sangasya muktasya jnanavasthita-cetasah,
Yajnayacaratah karma samagram praviliyate.
Artinya :
Yang
bebas terlepas dari ikatan pikiran, terpusat pada ilmu pengetahuan,
melaksanakan kerja demi pengabdian, segala kerjanya akan luluh dengan
sendirinya.
Bab
V Karma Samnyasa Yoga
Pada bab ini intinya mencoba
memperbandingkan antara dua system jalan menuju kesempurnaan, yaitu karma
samnyasa di satu pihak dan yoga bagian kedua. Penjelasan bab V merupakan
penjelasan pengertian dari ajaran yang telah dalam bab IV tentang arti jnana
Yoga.
8
Disebutkan dalam
Bhagavadgita (V.2)
Samnyasa karma-yogas ca nihsreyasa-karav ubhau
Tayos tu karma-samnyasat karma yoga visisyate.
melakukan
sannyasa dan menjalankan yoga keduanya membawa kebahagiaan tertinggi tetapi
diantara keduanya ini, melakukan karma yoga lebih baik dari pada meninggalkan
kegiatan kerja.
Dalam Yoga, karma itu tetap ada tetapi bukan untuk
dimotivasikan untuk kepentingan pribadi melaikan pelepasan keakuan terhadap
benda-benda duniawi dengan memutuskan perhatian pada kebaktian kepada Tuhan
yang Maha Esa dengan besemadi.
Bab
VI Dhayana Yoga
Bab keenam dalam kitab Bhagavadgita yang
menguraikan filsafat Hindu menengani Dyana. Bab ini terdiri dari 47 sloka. Bab
ini berisi khotbah krisna kepada Arjuna mengenai pembebasan diri dari ikatan
duniawi.
Menurut Bhagavadgita, makhluk hidup yang terperangkap
oleh tenaga material akan terikan oleh hal-hakl duniawi. Apabila seseorang
memiliki mpengetahuan yang lengkap,ia akan melepaskan diri dari segala kegiatan
yang dapat memuaskan indera-indra material. Orang yang mampu melepaskan diri dari
kegiatan yang mampu memuakan indra-indranya disebut yoga.
Disebutkan dalam Bhagavadgita (VI.4)
Yada hi nendriyarthesu na karmasv anusajjate
Sarva-sankalpa-sannyasi yogarudhas tadocyate
9
Artinya:
bila
merasa benar-benar bebas dari ikatan obyek panca indra atau kegiatan kerja, dan
mereka melepaskan segala niat keinginan, maka ia dikatakan mencapai yoga.
Bab
VII Jnana Vijnana Yoga
Bab ini terdiri dari 30 sloka, yang
membentuk dialog antara Krisna dan Arjuna, dua ksatria yang terlibat dalam
perang di Kurukshetra. Ajaran yang terkandung di dalamnya menekankan hal-hal
mengenai pemujaan dan penyerahan diri kepada Tuhan.
Dalam Bhagavadgita (VII.29)
Jara-marana-moksaya mam asritya yatanti ye
Te brahma tad viduh krtsnam adhyatmam karma cakhilam.
Artinya:
Mereka yang berlindung kepada Ku,
dan berusaha untuk dapat lepas dari umur tua dan kematian, mereka menyadari
sepenuhnya Brahman, sang diri pribadi dan segala karma.
Krisna
menjelaskan bahwa ada empat macam manusia yang mendekatkan diri kepada Tuhan,
yaitu orang yang sedang kesusahan, orang yang mencari ilmu, orang yang mengejar
kekayaan, dan orang yang berbudi luhur. Diantara keempatnya orang yang berbudi
luhurlah yang dianggap mulia, sebab orang seperti itu tidak mengharapkan pahala
dan menyerahkan diri kepada Tuhan secara tulus iklas. Pemujaan kepada dewa
tidak dilarang justru diberikan pahala yang setimpal, sesuai dengan penyerahan
diri kepada dewa yang dipuja.
10
Bab
VIII Aksara Brahman Yoga
Inti bab VIII adalah bertujuan menjawab
pertanyaan Arjuna tentang Brahman-addhyajna dan karma. Yang sangat menarik pada
bab VIII adalah cara pendekatan pengertian yang dapat member uraian yang jelas
tentang Brahman dengan adhyaman yang pada hakekatnya adalah sama denaga Param
Atman.
Dalam Bhagavadgita (VIII.3) disebutkan
Aksaram Brahma paramam svabhavo dhyatmam ucyate
Bhuta-bhavodhava=karo visargah karma-sanjnitah
Artinya:
Yang kekal abadi, maha agung, adalah
Brahman; persemayamannya dalam badan individu dinamakan adhyatmam; karma adalah
nama yang diberikan pada persembahan yang melahirkan makhluk hidup didunia.
Sebagaimana Atman mempunyai basis adhyatman(Brahma)
demikian pula tentunya hakekat bhuta, yaitu panca maha bhuta dengan adhibhuta
dalam system Vedanta.
Yajnya ini
merupakan awal dan karena cukup beralasan kalau Arjuna mempergunakan istilah
adhiyajna.
Bab
IX Raja Widya Raja Guhyha Yoga
Adalah bab kesembilan dalam kityab Bhagavadgita. Bab ini
mengandung 34 sloka. Dalam bab ini membahas hakikat dasar-dasar ajaran raja
yoga.hakikat raja hanyalah sebagai istilah untuk menunjukkan raja dari semua
ilmu yaitu ajaran ketuhanan. Dalam hubungan ini Krisna tidak saja menjelaskan
arti dan kedudukan Tuhana sebagai Brahma, sebagai Bapak atau sebagai pelindung
dan pencipta tetapi juga bagaimana alam semesta ini diciptakan dan menjelaskan
pengewtahuan tertinggi dan rahasia untuk mencapai Brahman.
11
Dalam Bhagavadgita (IX.1) disebutkan
Idam tut te guhyatmam pravaksyamy anasuyave,
Jnanam vijnana-sahitam yaj jnava moksyase subhat.
Artinya:
Kepadamu yang tidak lagi merajuk, akan Ku jelaskan, yang
paling rahasia dari kebajikan dan penerapan berbagai aspeknya yang setelah
mengetahuinya, engkau terhindar dari kejahatan.
Bab
X Vibhuti Yoga.
Bab ini terdiri dari 42 sloka. Dalam bahasa sansekerta,
vibhuti berarti kekuatan yang melebihi manusia. Sesuai dengan judulnya, dalam
bab ini krisna menjelaskan berbagai manifestasi Brahman dalam alam semesta,
mulai dari manusia, binatang, tumbuhhan, hingga benda angkasa. Segala keagungan
disetarakan dengan Brahman. Bagi pengikut Waisnawa, khususnya pemuja Krisna,
segala keagungan tersebut ditunjukkan kepada Krisna.
Dalam Bhagavadgita(X.41) disebutkan
Yad-yad vibhutimat sattvam srimad urjitham eva va
Tat-tad evavagaccha tvam mama tejo-msa-sambhavam
Artinya:
Apapun yang memiliki kemuliaan, kemakmuran dan kekuasaan;
Ketahuilah bahwa semua itu, ini berasal dari asprecik
kecemerlangan-Ku.
Bab
XI Visvarupa Darsana Yoga
Adalah bab kesebelas
dalam Bhagavadgita. Yang terdiri dari 55 sloka. Dalam bahasa sansekerta,
visvarupa berarti wujud semesta.
12
Dalam bab ini krisna menunjukkan wujud yang sebenarnya
kepada Arjuna, setelah Arjuna diberikan penglihatan Dewata. Wujud krisna sangat
luar biasa, agung, tak terbatas, memenuhi angkasa dan cemerlang.
Dalam Bhagavadgita (XI.5) disebutkan
Pasya me partha rupani sataso tha sahasrasah
Nana-vidhani nana varnakrtini ca.
Artinya:
Lihatlah pada wujud-Ku, wahai partha
(Arjuna), berates-ratus, beribu-ribu, berbagai macam wujud ilahi, beraneka
bentuk dan warna.
Bhagavadgita mendekrifsikan wujud semesta Krisna dengan
berbagai tangan, perut, dan wajah yang tak terhitung jumlahnya. Didekrifsikan
juga dengan mahkota,gada, dan artribut mewah kainnya yang tersebar dimana-mana.
Wujud Krisna juga dihiasi dengan taring-taring mengerikan. Ia turun kedunia
untuk memusnakan manusia yang jahat. Setelah menunjukan wujud semestanya,
krisna kembali ke wujud manusia.
Bab
XII Bhakti Yoga
Adalah istilah dalam Agama Hindu yang merujud pada
paraktik pemujaan secara tulus iklas kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun
kpribadiaanya. Bhakti Yoga diterangkan pada bab ke XII , bab ini mengandung 20
sloka. Dalam bab ini Krisna menjelaskan cara berserah diri kepada Tuhan. Krisna
juga menjelaskan ada banyak cara mencapai Tuhan , yaitu : dengan melakukan
yoga, dengan mempelajari ilmu pengetahuan, dengan bermeditasi, dengan berkerja
tanpa pambrih.
Dalam Bhagavadgita(XII.16) disebutkan
Ananpeksah sucir daksa udasino gata-vyathah
Sarvarambha-parityagi yo mad-bhaktah sa me priyah
13
Artinya:
Dia yang tidak mengharapkan apapun, murni dan giat, tak
peduli, tak terusik, yang telah memiliki pamrih apapun, dialah pemuja yang Ku
kasihi.
Bab
XIII Ksetra-Ksetrajna Yoga
Bab ini membahas hakekat Ketuhanan yang Maha Esa yang
dihubungkan dengan hakekat purusa dan prakerti (pradana) sebagai nama rupa.
Kebutuhan nama rupa yang digelari dengan purusa dan prakerti adalah untuk
member landasan untuk menjelaskanbagaimana kita dapat mengenal Tuhansebagai
hakekat yang Maha mengetahui dan bagaiman pula proses kejadian dari purusa dan prakerti
sampai pada segala untuk ciptaan alam semesta melalui proses kejadian.
Dalam Bhagavadgita (XIII) disebutkan
Prakrtim purusam caiva ksetra-jnam eva ca
Etad veditum icchami jnanam jneyam ca kesava.
Artinya:
Prakerti dan purusa, ksetra dan ksetrajna,
pengetahuan, dan apa yang harus diketahui, semua ini saya ingin mengetahuinya,
wahai Krisna.
Disamping semua itu bab ini bertujuan untuk menjelaskan
sifat yang dimiliki oleh orang yang dapat dikategorikan sebagai arif bijaksana
untuk itu Krisna member uraian tentang kebaikan dan sifat rendah hati.
Bab
XIV Triguna Vibhaga Yoga
Triguna merupakan tiga sifat yang mempengaruhi baik buruk
suatu perbuatan manusia. Ketiga macam guna yang dimaksug yaitu satwam,rajas,
dan tamas. Manifestasi guna dalam diri seseorang dapat dilihat dari bentuk
tingkah laku mereka sebagai refleksi dari Triguna.
14
Dalam Bhagavadgita (XIV.5) disebutkan
Satvam rajas tama iti gunah prakrtisambhavah
Nibadhnanti mahabaho dehe dehinam avyayam
Artinya:
Satvam-rajas-tamah, ini adalah guna
(sifat hakekat) yang lahir dari prakrti, wahai yang berlengan perkasa, Arjuna,
yang mengikat penghuni badan yang kekal itu dengan eratnya.
Khusus untuk sifat-sifat seseorang yang telah dapat
mengatasi pengaruh Triguna digambarkan sebagai seseorang yang memiliki watak
yang tidak membenci, slalu hidup dalam keadaan tenang, tidak memiliki
pertentangan batin sebagai akibat pengarus sifat-sifat yang bertetangan dalam
diri pribadinya.
Bab
XV Purusottama Yoga
Purusotama atau
purusa utama adalah purusa yang maha tinggi, yaitu hakekat Ketuhanan Yang Maha
Esa dan didalam uraian ini tidak lain dari hakekat aku yang transedental. Ia
adalah Brahman.
Dalam Bhagavadgita (XV.17) disebutkan
Uttamah purusas tv anyah parmatmety udahrtah,
Yo loka-trayam avisya bibiharty avyaya isvarah.
Artinya :
Sesungguhnya purusa uttama desebutkan dengann gelar lain,
sang diri tertinggi, pengusaha utama yang meliputi tiga dunia ini (untuk)
memeliharanya.
15
Didalam pembahasan ini untuk menggambarkan dengan jelas
agar diketahui hakekat hubungan antara
sang pencipta dengan segala ciptaannya. Krisna mengibaratkannya sebagai sebuah
pohon asvattha atau ficus religious (semacam pohon beringin) dimana kalau pohon
itu berakar, berbatang, berdaun, dan yang lain-lainya maka akarnya (asalnya)
adalah purusa itu sedangkan kejadian lainnya adalah batang, dahan, dan
daun-daunya. Tetapi kita juga diajarkan bahwa Tuhan itu ada diatas dank arena
itu pohon asvattha dikatakan akarnya ada di atas yang kemudian batangnya
berjurai kebawah dengan sifat-sifatnya adalah semua ciptaannya. Purusotama
adalah adhyatman yang berarti atman yang menghidupi mahluk ciptaan itu
bertebaran kebawah.
Bab
XVI Daivasura Sampad Vibhaga Yoga
Pada bab ini intinya
membahas hakekat tingkah laku manusia yang dikenal sebagai perbuatan baik dan
perbuatan buruk. Kedua hal ini merupakan inti pertanyaan Arjuna.
Dalam bhagavadgita (XVI.7) disebutkan
Pravrttim ca nivrttim ca jana na vidur asurah
Na saucam napi cacaro na satyam tesu vidyate
Artinya:
Yang jahat tidak boleh mengetahui apa yang boleh
dilakukan dan apa yang tidak,
Demikian juga mereka tidak memiliki kemurnian, kelakuan
baik maupun kebenaran.
Di dalam menjawab pertanyaan ini krisna menggambarkan
tentang sifat-sifat yang disebut sifat Dewata dan sifat-sifat jahat sebagai
sifat-sifat raksasa atau asura.
Mulai dari syair 1 sampai 3 adalah gambaran tentang
sifat-sifat mulia sedangkan sifat-sifat asura adalah yang berlawanan dan
diperinci dalam syair 4 dikemukakan pula bahwa secara impiris tidak ada manusia
yang hidupnya sempurna dank arena itu Krisna mendesak agar Arjuna atau siapa
saja yang tidak putus asa dan tidak pula merasa takut.
16
Dalam uraianya apa saja yang disebut dalam syair 8
terdapat paham lokayatika atau carvaka sebagai filsafat hedonis telah dikenal
pula yang dalam agama Hindu ditentang sebagai filsafat Amoral. Dari syair 24,
yang berakhir pada bab XVI Krisna menegaskan agar kitab sastra dan Weda supaya
dipedomani. Kitab sastra adalah kitab smrti sebagai lawan dari kitab sruti.
Bab
XVII Sradha Traya Vibhaga Yoga
Sraddha Traya Vibhaga
Yoga bertujuan untuk meyakinkan agar berkeyakinan akan tiga hal yaitu Triguna.
Penekanan ini sebagagai penanggulangan adalah untuk meyakinkan pelayan sikap
mental yang positif terhadap pandangan pengaruh yang timbul karena Triguna
dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan hidup, bagian ini merupakan landasan
etika atau dharma. Keyakinan yang kedua adalah hakekat ucapan AUM (OM) Tat Sat
sebagai pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Ada tiada lain kecuali Yang Maha Abadi
yang disebut pula aksara Brahman. Yang ketiga adalah keyakinan akan tercapainya
moksa yang juga disebut Brahma Nirvana.
Dalam bhagavadgita
(XVII.2) disebutkan
Tri-vidha bhavati sraddha dehinam sa svabhava-ja
Sattviki rajasi caiva tamasi ceti tam srnu
Artinya:
Ada tiga macam keyakinan, yang
tergantung kepada watak perwujudan badan, yaitu bersifat sattva,rajas, dan
tamas.
Bab
XIII Samnyasa Yoga
Bab ini
merupakan kesimpulan dari semua ajaran yang menjadi inti tujuan pelaksanaan
agama yang tertinggi, yaitu Brahma nirvana sebagai sumumbonum dengan kesimpulan
ini maka jelas kepada kita bahwa Bhagawadgita mencoba mendorong Arjuna untuk
bertindak tanpa ragu dan tidak mengikatkan diri pada apa kewajiban itu dan apa
pula akibatnya, melainkan bertindak dan pasrah kepada Tuhan sebagai Yang Maha
mengatur
17
sehingga dengan
demikian rasa berdosa itu dapat diatasi.
Dalam Bhagavadgita (XVIII.57) disebutkan
Cesata sarvakarmani mayi sannyasya mat-parah,
Buddhi-yogam upasritya mac-citah satatam bhava.
Artinya:
Dengan menyerahkan segala kegiatan
kerja secara mental kepada-Ku, menjadikan aku sebagai tujuan tertinggi dan
berlindung kepada buddhi-yoga pusatkanlah pikiranmu pada-Ku.
2.3
Aplikasi Kekinian Dalam Konteks Aspek-Aspek Yoga Dalam
Bhagavadgita.
Inti dari Bhagavadgita
adalah “dharma ksethra mama” yang artinya “medan kewajibanku”. Seseorang yang
telah membaca Bhagavadgita serta memahaminya dituntut agar dapat melakukan
kewajibannya (dharma) sesuai dengan profesinya masing-masing.
Bhagavadgita tidak
memberikan argumentasi apapun dalam menunjang posisi metafisikanya. Realitas
yang tertinggi bukanlah pertanyaan yang harus dipecahkan dengan dealetika dan
mayoritas umat manusia tidak akan mampu untuk memahaminya. Hanya pengalaman
spiritual yang dapat memberikan bukti-bukti tentang keberadaan Atman dan
Brahman.
Dalam Bhagavadgita, Sri
Kresna merupakan penguasa tertinggi, kesatuan yang berada dibalik alam semesta
ini, sebagai kebenaran abadi yang berada dibalik semua penampakan ini, yang
melampaui segalanya. Krisna adalah Tuhan yang berwujud, untuk mempermudah
manusia-manusia fana mengenalnya, terutama bagi mereka yang mencari Brahman
abadi.
18
Sumber
PUDJA, GEDE, 1999,
BHAGAVAD GITA, SURABAYA : PARAMITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar